About

Kamis, 24 Mei 2012

Kompas

Bagi seorang pecinta alam, adalah biasa bergelut dengan alam baik itu alam pegunungan ataupun alam rimba belantara. Dalam bergelut dengan alam, khususnya alam pegunungan, sudah selayaknya seorang pecinta alam mengenal peta yang menggambarkan kondisi fisik derah pegunungan. Karena dgn menggunakan peta sedikit banyak akan membantu dalam suatu perjalanan baik itu pada kegiatan pendakian ataupun pada saat belajar orientasi medan.
Dasar dasar yang harus diketahui untuk orientasi medan:

1. Memahami peta 

Peta yang digunakan untuk orientasi medan adalah peta topografi, yaitu peta yang menyajikan gambaran relief  permukaan bumi. Relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis garis yang disebut garis contour. Atau dengan kata lain garis contour adalah garis yang menghubungkan tempat tempat pada ketinggian yang sama. Yang harus dipahami dalam membaca peta topografi adl mengartikan bentuk bentuk garis contour dengan benar,  apakah bentukan itu berupa punggungan, lembah,jurang,  sungai,sehingga akan dapat diperoleh informasi tentang  tinggi rendahnya suatu tempat, bentuk, kedalaman, perkiraan kemiringan, dan sebagainya. Hal hal tersebut  mutlak dikuasai sebagai dasar dalam orientasi.
Tak kalah pentingnya adalah memahami skala peta. Ini adalah penting, karena dari skala peta akan diketahui perbandingan antara kondisi di peta dengan kondisi medan yang sebenarnya. Contoh : Skala 1 : 25.000; berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Selanjutnya antara skala peta, garis contour dengan medan yang sebenarnya dapat diperbandingkan. Maka sedikit banyak akan dapat diinterpretasikan keadaannya, agar kita tidak keliru dalam orientasi medan. Sebab kadang kadang pada daerah yang kita perkirakan tergambar dalam peta(pada contour), ternyata belum tergambar karena keliru dalam merperbandingkan skala peta dengan kondisi medan. Contoh: dengan skala 1 : 25.000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Pada saat tertentu kita melewati suatu punggungan kecil
Kita sudah memperkirakan bahwa dengan melewati punggungan itu berarti sudah berubah contournya. Padahal kondisi punggungan itu masih kurang dari 50 meter. Berarti kita telah salah orientasi. Hal hal inilah yang harus dipahami, agar kesalahan orientasi yang terkecil dapat dihindari.

2. Memahami Kompas 

Kompas yang biasa digunakan dalam orientasi ada 2 jenis  yaitu: 
a. Kompas bidik jenis prisma
b. Kompas orientasi (kompas Silva)
Pada dasarnya kedua kompas tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu :
 Mengetahui arah 
Pada posisi mendatar, jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara. Sesuai dengan arah utara Magnet  Bumi.
 Membidik sasaran 
Dengan kompas prisma, apabila kita ingin mengetahui  berapa besar sudut kompas dari posisi kita berdiri  ke sasaran bidik. Besarnya sudut bidikan akan langsung  dapat diketahui.  Sedangkan dengan kompas silva terdapat sedikit perbedaan dengan kompas prisma, yaitu pada kompas ini  apabila kita membidik sasaran, besarnya sudut kompas  tidak dapat langsung kita baca. Melainkan harus dgn  penyesuaian terlebih dahulu yaitu dengan memutar  piringan pembagian derajat sehingga tanda panah penyesuai atau tanda “N”(North) dapat segaris dengan  jarum utara kompas. Maka besarnya sudut sudah dapat  diketahui,

3. Memahami Peta Kompas 

Sebelum masuk ke medan yang sebenarnya kita harus mengetahui dan memahami tanda tanda medan pada peta.  Misalnya nama puncak bukit, sungai, jurang, dan sebagainya. Keterangan mengenai hal ini dapat diketahui dgn membaca keterangan pada peta atau mungkin bertanya ke
pada penduduk.
Langkah selanjutnya adalah orientasi peta. Orientasi peta adalah meng Utarakan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan benatng alam yang sebenarnya kita hadapi. Langkah langkah dalam orientasi peta :
a. Dengan kompas prisma
1. Letakkan peta pada bidang datar
2. Bentangkan kompas di atas peta
3. Himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin jempol dengan sumbu Y peta
4. Geser/ putar putarkan peta tanpa posisi kompas,  sampai jarum kompas dengan garis rambut sejajar  dengan sumbu Y Peta.
b. Dengan kompas silva
1. Letakkan peta pada bidang datar
2. Setel piringan kompas dengan pembagian derajat pada posisi 0°, kemudian letakkan di atas peta
3. Himpitkan tanda panah penyesuai, garis penyesuai, garis bantu, sehingga sejajar dengan sumbu Y peta.
 4. Geser/ putar‑putarkan peta tanpa merubah posisi  kompas sampai jarum kompas dengan tanda panah  penyesuai sejajar dengan sumbu Y peta.
Bila semua tahapan tersebut telah dilakukan dengan benar, berarti peta telah terorientasi.


4. Memahami Cara Plotting di Peta

Plotting adalah
 Menggambar atau membuat titik di peta
 Membuat garis di peta
 Menggambar / membuat tanda tanda tertentu di peta Plotting berguna untuk membantu kita dalam membaca peta.
Contoh cara plotting di peta:
Regu Wana Demit berada pada posisi koordinat di titik A (3986:6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan regu Wana Demit Agar menuju Koordinat T(402D:6268)

+ 1301 m dpl.

Langkah langkah dalam plotting di peta :
1. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor.
Pembacaan koordinat dimulai dari  sumbu X dulu, setelah itu baru sumbu Y. (X ; Y).

T ( 4020 : 6286 )



2. Plotting sudut peta dari A ke T 
 Tarik garis dari A ke T
 Ukur besar sudut A ke T dari titik A ke arah garis AT dengan busur derajat/ kompas orientasi
 Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0‑360°) searah putaran jarum jam.
Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.

 3. Interpretasi peta untuk menentukan lintasan yang  efisien dari A menuju T. 
Interpretasi ini dapat berupa garis lurus atau  berkelok-kelok mengikuti bentuk jalan setapak,  bentuk alur sungai ataupun punggungan. Harus di pahami betul bentuk garis‑garis contour.

4. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhFaktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh:
         Kemiringan lereng
         panjang lintasan
         keadaan dan kondisi medan ( hutan lebat, semak  berduri, gurun pasir, ataupun berbatuan).
         Keadaan cuaca rata‑rata
         Waktu pelaksanaan ( pagi,siang,atau malam)
         kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yg  dibawa

5. Bergerak dari A menuju ke T
Catatan : sebelum bergesak biasakan melakukan check ulang segala kondisi yang ada.


Vivat et Floreat ‘



kompas prima
nama bagian-bagiannya
  1. kotak kompas dengan pembagian arah angin dan cincin karet
  2. kaca kompas yg dapat diputar dengan pembagian derajat
  3. pelat yg bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut
  4. garis petunjuk yg bercahaya
  5. lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yg bercahaya
  6. gelang kaca dari tembaga
  7. tutup kompas dengan kaca, garis rambut, garis tanda yg bercahaya di bibir pelindung
  8. pelindung kaca
  9. sekrup pengapit
  10. prisma yg dapat disetel, dengan lubang tempat melihat dan cincin jempol dengan takik



0 komentar:

Posting Komentar