PROUD TO BE SCOUT

Selalu menjadi yang terbaik dimana pun kita berada! Keep Scouting

Detik-detik Awal Kami Berlomba dan Bertempur

jiwa raga demi membawa nama baik sekolah dan yang lainnya!tetap percaya, berusaha dan berdoa, kunci dimana kita selalu bisa bersemangat dan berjuang tanpa henti karna berhasil adalah tujuan kami! CONFIDENT

Foto Bersama Dengan Ketua DPRD Kota Bandar Lampung

Saat kami yakin dan bersyukur karna telah lolos ke LT 4, kami sangat senang dan dapat menyimpulkan senyum karna banyak yang telah mendukung dan berharap kami bisa!

I LOVE PJS

17-18.. Tempuh Cita Kerja Keras JAYALAH-JAYALAH ABADI SELAMANYA

SCOUT ADDICT AT PJS

The Best..Always.. in your heart, in My Life!

P3K Buaya

Buaya Beraksi dalam penanganan Anggota regu yang terluka Akibat perkelahian Dengan Sang Kancil ....

PJS IN ACTION

BEgini Jia Buaya dan Lidahnya sedang Beraksi heeee ....

About

Kamis, 24 Mei 2012

Morse

(Kami Pada saat menerima Morse)


Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
Untuk menghafalkan kode ini digunakan metode yang mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain Alphabet dengan kode morse yang berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K yang diwakili oleh -.-berkebalikan dengan huruf R yang diwakili oleh .-. dan alfabet dengan kode morse berlawanan. Misalnya, huruf A yang diwakili oleh .- dan huruf N yang diwakili oleh -..

Alfabet dengan kode morse yang berkebalikan

AlfabetMorseAlfabetMorse
E.T-
I..M--
S...O---
H....KH----
AlfabetMorseAlfabetMorse
K-.-R.-.
X-..-P.--.



Alphabet dengan kode morse yang berlawanan

AlfabetMorseAlfabetMorse
A.-N-.
U..-D-..
V...-B-...
AlfabetMorseAlfabetMorse
W.--G--.
F..-.L.-..
Y-.--Q--.-

Tidak memiliki pasangan

AlfabetMorse
C-.-.
J.---
Z--..
Penghafalan dilakukan secara kelompok huruf EISH TMOKH, AUV NDB, WFY GLQ CJZ


E   = .         T   = _           R   = ._.      F   = .._.
I   = ..        M   = _ _         K   = _._      L   = ._..
S   = ...       O   = _ _ _       W   = ._ _     Q   = _ _._
H   = ....      KH  = _ _ _ _     G   = _ _.     Y   = _._ _ 

A   = ._        N   = _.          C   = _._.      X   = _.._
U   = .._       D   = _..         J   = ._ _ _    P   =._ _.
V   = ..._      B   = _...        Z   = _ _ ..

Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput.

Sumber : http://prasbhara-sruweng.blogspot.com/2012/01/materi-morse.html

Peraturan Baris Berbaris


PBB adalah wujud latihan fisik yang diperlakukan guna mananamkan sikap disiplin, mempertebal rasa dan semangat kebangsaaan, patriotisme serta rasa lahit, yaitu :
  1. Kerapihan
  2. Kekompakan
  3. Ketangkasan
  4. Ketanggapan
  5. Keseragaman
  6. Keindahan
  7. ketelitian
  8. Kesingkapan
    1. Kecepatan
    2. Ketertiban
    3. Kewajiban
    4. Ketepatan
    5. Kelincahan
    6. Konsentrasi
    7. Kehikmatan
    8. Kesopanan
A. PBB Dasar meliputi :
-     PBB Dasar Ditempat (Statis)
-     PBB dasar Berjalan (Dinamis)
1.   PBB Dasar Ditempat (Statis) meliputi :
  1.         Sikap Sempurna
    1. Ujung kaki dibuka 400 atau satu kepalan tangan
    2. Tangan seperti memegang beras dan ditekan terus, disimpan pas jaitan rok
    3. Perut ditarik ke dalam
    4. Dada dibusungkan (laki-laki), wanita agak dibusungkan (disesuaikan)
    5. Dagu agak ditarik
    6. Pandangan lurus kedepan
    7. Bernapas dengan teratur
    8. Berat badan bertumpu pada kaki
  1. Istirahat
  • Kaki dibuka 45 cm atau selebar bahu
  • Tangan kiri menggenggam tangan kanan, dan tangan kanan mengepal diletakkan diatas pinggang
  1. Hormat
  • Telapak tangan rata/ lurus, seluruh jemari dirapatkan
  • Siku membentuk sudut 150 dan siku agak dicondongkan kedepan kira-kira 150 kedepan
  • Ujung jari tengah disimpain atau ditempelkan diujung pelipis (yang pakai topi, ditempelkan diujung lidah topi)
  1. Periksa Kerapihan (disesuaikan)
  2. Hadap kana/ kiri
  • Kaki kanan/ kiri dilangkahkan sesuai dengan lengkukan kaki membentuk huruf “T”
  • Kaki kanan/ kiri berputar 900 dengan tumpuan tumit kaki
  • Kaki kanan/ kiri menutup
  1. Serong kanan/ kiri
  • Sama dengan No. V, hanya saja sudutnya langkahnya setengah dari hadap kanan/ kiri.
  1. Lencang kana/kiri
  • Tangan kana/ kiri dikepalkan dan diangkat harus ke samping
  • Kepala menengok ke kanan/ kiri
  1. Setengah lencang kana/ kiri
  • Sama dengan No. VII, hanya saja tangan seperti tolak pinggang dengan jemari tangan mengepal
  1. Berhitung
  • Setelah aba-aba “Sikap hitung/ Berhitung” lalu kepala menengok kea rah kanan/ kiri sesuai dengan lencang
  • Setelah aba-aba “Mulai” lalu kepala lurus lagi kedepan dan menyebutkan angka barisannya.
  1. Jalan ditempat
  • Kaki diangkat membentuk sudut 900/ rata-rata air (laki-laki). Kaki diangkat 450 (putri)
  • Hitungan gerakan putera adalah 102 gerakan/ menit. Puteri 126/ menit.
  1. Balik kanan
  • Sama dengan No.V, hanya saja lengkukan kaki dihadapkan ke dalam dengan membentuk sudut 450 dari samping kanan.
  • Kaki tumpuan membentuk sudut 1800
  • Kaki kiri yang melangkah langsung menutup
2.   PBB Dasar berjalan (Dinamis) meliputi
Langkah tegak
Langkah biasa
Langkah perlahan
Langkah ke belakang
Langkah ke samping
Langkah ke depan
Jalan ditempat
Belok kanan/ kiri
Dua kali belok kanan/ kiri
Balik kanan
Hormat kanan/ kiri
Lintang kanan/kiri
Keterangan :
Pada dasarnya gerakan Dinamis sama dengan gerakan Statis, hanya saja perbedaannya dalam keadaan berjalan dengan perhitungan langkah yang disesuaikan.


Sumber : http://adheardhie.wordpress.com/2011/08/16/materi-peraturan-baris-berbaris-pbb-paskibra-dzulfikar-bagian-3/

Kompas

Bagi seorang pecinta alam, adalah biasa bergelut dengan alam baik itu alam pegunungan ataupun alam rimba belantara. Dalam bergelut dengan alam, khususnya alam pegunungan, sudah selayaknya seorang pecinta alam mengenal peta yang menggambarkan kondisi fisik derah pegunungan. Karena dgn menggunakan peta sedikit banyak akan membantu dalam suatu perjalanan baik itu pada kegiatan pendakian ataupun pada saat belajar orientasi medan.
Dasar dasar yang harus diketahui untuk orientasi medan:

1. Memahami peta 

Peta yang digunakan untuk orientasi medan adalah peta topografi, yaitu peta yang menyajikan gambaran relief  permukaan bumi. Relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis garis yang disebut garis contour. Atau dengan kata lain garis contour adalah garis yang menghubungkan tempat tempat pada ketinggian yang sama. Yang harus dipahami dalam membaca peta topografi adl mengartikan bentuk bentuk garis contour dengan benar,  apakah bentukan itu berupa punggungan, lembah,jurang,  sungai,sehingga akan dapat diperoleh informasi tentang  tinggi rendahnya suatu tempat, bentuk, kedalaman, perkiraan kemiringan, dan sebagainya. Hal hal tersebut  mutlak dikuasai sebagai dasar dalam orientasi.
Tak kalah pentingnya adalah memahami skala peta. Ini adalah penting, karena dari skala peta akan diketahui perbandingan antara kondisi di peta dengan kondisi medan yang sebenarnya. Contoh : Skala 1 : 25.000; berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Selanjutnya antara skala peta, garis contour dengan medan yang sebenarnya dapat diperbandingkan. Maka sedikit banyak akan dapat diinterpretasikan keadaannya, agar kita tidak keliru dalam orientasi medan. Sebab kadang kadang pada daerah yang kita perkirakan tergambar dalam peta(pada contour), ternyata belum tergambar karena keliru dalam merperbandingkan skala peta dengan kondisi medan. Contoh: dengan skala 1 : 25.000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Pada saat tertentu kita melewati suatu punggungan kecil
Kita sudah memperkirakan bahwa dengan melewati punggungan itu berarti sudah berubah contournya. Padahal kondisi punggungan itu masih kurang dari 50 meter. Berarti kita telah salah orientasi. Hal hal inilah yang harus dipahami, agar kesalahan orientasi yang terkecil dapat dihindari.

2. Memahami Kompas 

Kompas yang biasa digunakan dalam orientasi ada 2 jenis  yaitu: 
a. Kompas bidik jenis prisma
b. Kompas orientasi (kompas Silva)
Pada dasarnya kedua kompas tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu :
 Mengetahui arah 
Pada posisi mendatar, jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara. Sesuai dengan arah utara Magnet  Bumi.
 Membidik sasaran 
Dengan kompas prisma, apabila kita ingin mengetahui  berapa besar sudut kompas dari posisi kita berdiri  ke sasaran bidik. Besarnya sudut bidikan akan langsung  dapat diketahui.  Sedangkan dengan kompas silva terdapat sedikit perbedaan dengan kompas prisma, yaitu pada kompas ini  apabila kita membidik sasaran, besarnya sudut kompas  tidak dapat langsung kita baca. Melainkan harus dgn  penyesuaian terlebih dahulu yaitu dengan memutar  piringan pembagian derajat sehingga tanda panah penyesuai atau tanda “N”(North) dapat segaris dengan  jarum utara kompas. Maka besarnya sudut sudah dapat  diketahui,

3. Memahami Peta Kompas 

Sebelum masuk ke medan yang sebenarnya kita harus mengetahui dan memahami tanda tanda medan pada peta.  Misalnya nama puncak bukit, sungai, jurang, dan sebagainya. Keterangan mengenai hal ini dapat diketahui dgn membaca keterangan pada peta atau mungkin bertanya ke
pada penduduk.
Langkah selanjutnya adalah orientasi peta. Orientasi peta adalah meng Utarakan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan benatng alam yang sebenarnya kita hadapi. Langkah langkah dalam orientasi peta :
a. Dengan kompas prisma
1. Letakkan peta pada bidang datar
2. Bentangkan kompas di atas peta
3. Himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin jempol dengan sumbu Y peta
4. Geser/ putar putarkan peta tanpa posisi kompas,  sampai jarum kompas dengan garis rambut sejajar  dengan sumbu Y Peta.
b. Dengan kompas silva
1. Letakkan peta pada bidang datar
2. Setel piringan kompas dengan pembagian derajat pada posisi 0°, kemudian letakkan di atas peta
3. Himpitkan tanda panah penyesuai, garis penyesuai, garis bantu, sehingga sejajar dengan sumbu Y peta.
 4. Geser/ putar‑putarkan peta tanpa merubah posisi  kompas sampai jarum kompas dengan tanda panah  penyesuai sejajar dengan sumbu Y peta.
Bila semua tahapan tersebut telah dilakukan dengan benar, berarti peta telah terorientasi.


4. Memahami Cara Plotting di Peta

Plotting adalah
 Menggambar atau membuat titik di peta
 Membuat garis di peta
 Menggambar / membuat tanda tanda tertentu di peta Plotting berguna untuk membantu kita dalam membaca peta.
Contoh cara plotting di peta:
Regu Wana Demit berada pada posisi koordinat di titik A (3986:6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan regu Wana Demit Agar menuju Koordinat T(402D:6268)

+ 1301 m dpl.

Langkah langkah dalam plotting di peta :
1. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor.
Pembacaan koordinat dimulai dari  sumbu X dulu, setelah itu baru sumbu Y. (X ; Y).

T ( 4020 : 6286 )



2. Plotting sudut peta dari A ke T 
 Tarik garis dari A ke T
 Ukur besar sudut A ke T dari titik A ke arah garis AT dengan busur derajat/ kompas orientasi
 Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0‑360°) searah putaran jarum jam.
Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.

 3. Interpretasi peta untuk menentukan lintasan yang  efisien dari A menuju T. 
Interpretasi ini dapat berupa garis lurus atau  berkelok-kelok mengikuti bentuk jalan setapak,  bentuk alur sungai ataupun punggungan. Harus di pahami betul bentuk garis‑garis contour.

4. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhFaktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh:
         Kemiringan lereng
         panjang lintasan
         keadaan dan kondisi medan ( hutan lebat, semak  berduri, gurun pasir, ataupun berbatuan).
         Keadaan cuaca rata‑rata
         Waktu pelaksanaan ( pagi,siang,atau malam)
         kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yg  dibawa

5. Bergerak dari A menuju ke T
Catatan : sebelum bergesak biasakan melakukan check ulang segala kondisi yang ada.


Vivat et Floreat ‘



kompas prima
nama bagian-bagiannya
  1. kotak kompas dengan pembagian arah angin dan cincin karet
  2. kaca kompas yg dapat diputar dengan pembagian derajat
  3. pelat yg bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut
  4. garis petunjuk yg bercahaya
  5. lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yg bercahaya
  6. gelang kaca dari tembaga
  7. tutup kompas dengan kaca, garis rambut, garis tanda yg bercahaya di bibir pelindung
  8. pelindung kaca
  9. sekrup pengapit
  10. prisma yg dapat disetel, dengan lubang tempat melihat dan cincin jempol dengan takik



Semaphore



Untuk membuat sandi angka, sebelum memulai sandi maka harus diawali dengan sandi “Nomor” dan jika ingin kembali membuat sandi huruf maka harus membuat sinyal “J” Beberapa sandi lainnya yang biasa digunakan dalam semaphore adalah;
  1. U-R : berita siap dimulai
  2. K : siap menerima berita
  3. E (8 kali) : error / ada kesalahan
  4. I-N-I : ulangi
  5. A-R : berita selesai
  6. R : dapat menerima dengan baik
  7. A-S : tunggu
  8. M-K : geser kanan
  9. M-L : geser kiri

Rabu, 23 Mei 2012

Maaf Web Tidak Tersedia

Ketua Kwarnas Dari Masa Ke masa


Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
masa bhakti 1961 - 1974



Letjen. Sarbini
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
masa bakti 1974 - 1978




Letjen. Mashudi
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
masa bakti 1978 - 1993



Letjen. Himawan Sutanto
 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
masa bakti 1993- 1998



Letjen. Rivai Harahap
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
masa bakti 1998 - 2003



Frof. Dr. Azrul Azwar, MPH
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
masa bakti 2003 - sekarang



Sumber : http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=77&Itemid=78

Sejarah PJS


SEJARAH SINGKAT GUGUSDEPAN
BANDARLAMPUNG 01.017 – 01.018 PAKSI JAYA SAKTI

1.      Seiring perjalanan sejarah keberadaan Gerakan Pramuka, maka untuk memberikan wadah bagi kaum muda di lingkungan Sekolah Budi Bhakti Persit Kartika Candra Kirana, didirikanlah Gugus Depan Pramuka di wilayah Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung dengan nomor : 17 Kwartir Cabang Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung pada tanggal 17 Maret 1964 oleh Kakak Suparto Rusman alm dan kawan-kawan, yang sekarang berpangkalan di Sekolah Kartika II Bandarlampung.

2.     Untuk menumbuhkan kebanggaan, semangat kerja dan citra para anggotanya maka pada tanggal 17 Maret 1973 diciptakan dan diresmikan penggunaan Tunggul Gugusdepan dengan nama PAKSI JAYA CAKTI dan memiliki lagu kesatuan MARS PAKSI JAYA CAKTI.

3.       Sesuai dengan ketentuan satuan terpisah, sejak 1984 Gugusdepan bernomor A.17 untuk putra dan A. 18 untuk putri. Dan berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional Nomor 50 Tahun 2003 tentang penomoran Gudep, maka nomor Gudep menjadi 01.017 putra dan 01.018 putri.

4.         Kegiatan rutin yang dilaksanakan meliputi:
a.    Latihan mingguan 3x sebulan bagi peserta didik (Siaga dan Penggalang)
b.   Ulang janji, renungan, ziarah ke makam pendiri Gudep dan Upacara pada setiap Hari Ulang Tahun Gudep pada tanggal 17 Maret setiap tahunnya.
c.    Berpartisipasi aktif pada kegiatan yang diadakan pihak-pihak lain, baik yang diadakan oleh Gudep, Kwarran, Kwarcab, Kwarda, Kwarnas maupun di luar Gerakan Pramuka.
d.   Melaksanakan pengumpulan zakat fitrah dan menyalurkannya setiap bulan Ramadhan di lingkungan Sekolah Kartika II Bandarlampung dan sekitarnya.

5.      Kiprah Gugusdepan dan kebanggaan yang diraih sampai dengan usia ke-46 ini antara lain:
a.       Mewakili Lampung pada Lomba Tingkat (LT) Regu Penggalang Tingkat Nasional yaitu : tahun 66 (pa) di Cijantung, 82 (pi), 87 (pa), 90 (pi) di Cibubur, 2002 (pa) di Cibubur, Cibodas, dan Gunung Gede Jawa Barat, serta tahun 2007 (pi) di Cibubur & Karang Kitri Jawa Barat.
b.      Mengikutsertakan pengalangnya (pa-pi)  pada Jambore Nasional I (73) di Cibubur, II (77) di Sibolangit, III (81), IV (86), V (92) di Cibubur, VII (2001) dan yang ke VIII (2006) di Jatinangor Jawa Barat, OKI Sumsel (2012)
c.       Mengirimkan Pembina (Kak Suparto alm) ke Jambore Dunia 13 di Asagiri Jepang tahun 1971 dan Kak Hermawaty pada Jambore Dunia ke-21 di Chelmsford London Inggris tahun 2007.Jambore Dunia Swedia tahun 2010, Mengirimkan Regu Daun Singkong dan Kak Upik, Kak Isti dan Kak Junaidi pada Jambore ASEAN ke 2 di Cibubur tahun 2008
d.      Kak Hermawaty juga di tunjuk Kwarnas sebagai Champ Chief pada Jambore Asean 2008 dan sebagai Pimpinan Kontingen Indonesia pada Thailand International Camporee 2008 di Chiang Mai Thailand.
e.       Mengirimkan 1 penggalang putri ke Jambore Dunia di Korea tahun 1991.
f.       Mengirimkan 3 penggalang pada Kemah Budaya di Gianyar Bali tahun 2005
g.      Mewakili Lampung pada kegiatan Penegak-Pandega tingkat Nasional antara lain: PW Nas I di Cihideung 68, Perpanitra I di Cimanggis 69, PW dan Muspanitra II di Gisting 71, Pertinas Tarunabumi dan Dirgantara di Cibubur 72, PW III di Bedugul Bali 73, PW IV di Sulsel 75, PW 79 di Malang, dan PW 90 di Purbalingga, Jambore on the air (JOTANAS) 85, PW Comdeca 92 di Lebakharjo Malang serta Raimuna Nasional 93.
h.   Anggota-anggota Siaga yang dari tahun ke tahun mengikuti kegiatan sampai di tingkat Kwartir Daerah seperti Bazaar dll, selalu mendapat prestasi baik.
i.    Bersama-sama dengan jajaran Sekolah Budi Bhakti Persit mempelopori penggalangan dana melalui pentas seni pelajar dan pramuka di GOR Saburai Tahun 1978 (30 tahun yang silam) yang hasilnya digabungkan dengan kas GUDEP yang ada, telah dapat mewujudkan terbelinya dan terbentuknya Korps Drumband Kartika Lokananta yang dengan kerja keras para pembina saat itu tampil perdana dengan pakaian Pramuka pada Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 1979 di Stadion Pahoman Bandarlampung.
j.    Menggelar lomba-lomba seni maupun ketangkasan dalam rangka perayaan Ulang Tahun Gugusdepan setiap tahunnya yang diikuti oleh anggota-anggota intern di Gudep dan Gugusdepan lainnya baik tingkat Ranting, Cabang, maupun Daerah seperti : Gerak jalan di era 70 dan 80 an, PBB dan senam tongkat, serta paduan suara (90an), Lintas Medan dan Orienting (90,91,92), jelajah kota dan vokal grup (2004,2005, dan 2006) yang kesemuanya mendapat perhatian dan animo yang besar dari  sesama Pramuka dan masyarakat.

6.   Pembina dan Majelis Pembimbing telah silih berganti membaktikan diri, ada yang pembina mahir bahkan pelatih pembina. Mereka juga ada yang berkiprah sebagai andalan di Kwarran Tanjungkarang Pusat, Kwarcab Kota Bandarlampung, juga Kwarda Lampung. Beberapa pembina juga telah mendapat anugerah Lencana Panca Warsa dan Dharma Bhakti. Namun, sudah 16 pembina di antara puluhan yang ada di Gudep ini telah mendahului kita.